| Sumber : Google |
Suasana haru terlihat jelas pada saat proses penaburan bunga yang di lakukan oleh keluarga korban Pesawat Lion Air, dari sebagian keluarga korban ada yang nampak tegar mengikhlaskan ada juga dari sebagian yang harus di papah ke dalam tenda karna tidak kuat menahan haru hingga jatuh pingsan.
Geladak KRI Banjarmasin Selasa (6/11) berwarna - warni siang itu. Matahari sepenggal diatas kepala. Kelopak bunga banyak ditemui dilantai kapal bercat abu-abu ini. Anggota TNI yang berjaga dengan sigap mengantarkan keluarga ke sisi kanan dan kiri kapal.
Bersamaan dengan itu air mata jatuh tanpa terasa, bunga di genggaman mulai di taburkan " Aku Ihklaskan engkau disini nak, mamah kesini lain waktu" ucap seorang ibu penuh dengan haru dibibir kapal.
Suasana haru yang semakin menjadi ketika isak tangis terdengar dari keluarga korban korban lainya, dengan perasaan yang tapercaya mereka kehilangan orang yang mereka kasihi.
"Aku masih mau disini, jangan tarik aku," lirih perempuan berkerudung cokelat.
Tabur bunga juga dilakukan oleh Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi. Ia mengambil karangan bunga bertuliskan 'Turut Berduka Cita' dan membuangnya ke laut.
Tidak banyak yang diucapkan jendral bintang tiga ini. Sesekali ia menyeka keringat di dahinya.
Meski begitu, keluarga korban ada yang tidak tahan akan atmosfer kesedihan. Mereka satu persatu jatuh pingsan. Mayoritas wanita. Petugas PMI dibantu TNI sigap menggotong dengan tandu.
Bahkan alat oksigen dipasangkan ke salah satu pihak keluarga yang pingsan tadi. Sedangkan petugas PMI lainnya sibuk menggosokan minyak angin ke hidung dan pergelangan tangan.
"Tolong kasih ruang udara dulu. Biar kena angin ibunya," pinta petugas TNI.
Sesaat kemudian, adzan dzuhur terdengar nyaring di ujung speaker. Anggota TNI mempersilakan tamu dan keluarga untuk menunaikan ibadah solat dzuhur ditempat yang sudah disediakan.
Satu persatu mereka merangsek masuk. Beberapa keluarga langsung lemas, begitu prosesi tabur bunga selesai.
Sumber : Akurat.co
Comments
Post a Comment