![]() |
| Sumber: Google |
Tidak sedikit anak balita Indonesia yang mengkonsumsi susu kental manis padahal mengkonsumsi susu kental tidak begitu baik bagi kesehatan dan juga tumbuh kembangnya.
Dijelaskan oleh United States Department of Agriculture (USDA), setiap satu sendok makan (19,1 gram) susu kental manis mengandung 61 kalori, 2 gram lemak, 6,5 miligram kolesterol, 24,3 miligram sodium dan 71 miligram kalium.
Dari jumlah kandungan yang terdapat pada susu kental manis tersebut, salah satu faktor yang menyebabkan anak tetap diberi susu kental manis adalah ketidaktahuan akan kandungan yang terdapat pada susu kental manis.
"Susu kental manis bukan untuk dikonsumsi bayi apalagi di bawah satu tahun. Karena, mengandung gula yang cukup tinggi. Kenapa anak jadi stunting, dan kurang gizi karena mereka diberi asupan yang tidak cukup. Kalau di daerah menurut penelitian yang dilakukan baru beberapa bulan lalu mengapa para orangtua memberi susu kental manis karena faktor ketidaktahuannya," ungkap Ketua Bidang Kesehatan Pimpinan Pusat Muslimat NU, dr. Erna Yulia Sofihara, saat ditemui AkuratHealth, di Fx Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis,
(26/12).
Kemudian lanjut dr. Erna, adapun faktor lainnya yaitu ekonomi keluarga. Faktor ini menjadikan alasan mengapa mereka membeli susu kental manis dibandingkan susu formula. Karena selain murah, susu kental manis ini juga mudah didapatkan.
Di samping itu, faktor lain menurutnya yaitu masyarakat di daerah masih memepercayai mitos-mitos yang masih mereka anut sampai hingga saat ini.
"Misalnya, mereka masih percaya mitos yang turun temuruan ketika anak usia sekian bulan tidak perlu diberi ASI, atau mungkin habis melahirkan langsung diberi pisang yang lebih memilih makanan pendamping ASI. Mitos ini salah satu faktor yang menjadi kendala," bebernya.
dr. Erna menambahkan, faktor lainnya yaitu adanya pernikahan dini yang sering terjadi di masyarakat daerah. "Jadi ketika menikah di usia dini misalnya 15 tahun lalu, punya anak dan si ibu ini pengetahuan tentang mengurus bayi belum ada akhirnya diberi susu kental manis. Atau, karena ibunya masih muda jadi ASInya tidak keluar karena organ reproduksinya belum maksimal. Maka dari itu, kita perlu gencar beri sosialisasi dan edukasi ke daerah dan tidak hanya itu, masyarakat perkotaan pun juga perlu," tukasnya.
Sumber: Akurat.co

Comments
Post a Comment